Jumat, 29 Juli 2011

Usiaku, sudah kuisi dengan apa? Dan akan diisi dengan apa?

Bismillahirrahmanirrahim…
SubhanAllaah wa bihamdihi SubhanaAlaahil Adzhim….
Segala puji bagi Allah SWT pemilik semesta alam yang telah melimpahkan rahmat kepada kita semua khususnya hamba yang masih diberikan masa untuk berkarya dan mencari bekal hidup di akhirat kelak. Shalawat serta salam selalu tercurah limpahkan kepada pembuka peradaban islam, Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, kepada para tabi’in dan mudah2an kepada kita hingga akhir zaman. 
Udara pagi ini sungguh masih sama seperti hari kemarin, pun dengan matahari yang kerap memberikan kita cahaya di siang hari, pun dengan dunia yang tetap sibuk tidak peduli pada seseorang yang kerdil belum punya manfaat untuknya. Namun, tidak sama untuk pemilik usia ini. Hari ini berbeda sungguh berbeda. Sangat berbeda. Pemilik jiwanya telah memberikan kesempatan untuk berkarya selama 20 tahun di dunia. Masa yang bisa di bilang tidak sebentar, tapi masih miskin karya.
Tapi, usia ini adalah usia pembuka yang akan membuat kita tetap hidup meski kita telah pergi menemui pemiik semesta alam. Jika kita teringat sebuah kisah seorang kakek yang secara biologis usianya telah menginjak 50 tahun tapi ia bergabung dengan sekumpulan anak kecil yang tengah belajar di sebuah sekolah, seketika seorang bertanya, “kakek sudah berapa tahun usia kakek?”. Lantas kakek itu menjawab, “10 tahun”. Sontak seketika orang itu kaget. Dari fisiknya usia kakek ini menunjukan usia 50 tahun. Orang itu bertanya lagi, “tapi kakek tidak tampak seperti seseorang yang berusia 50 tahun”. Kakek itu menjawab, “ya anak muda, secara biologis aku memang berusia 50 tahun, tapi 40 tahun usiaku aku isi dengan kesia – siaan, di usia 10 tahun pertama aku mengisi masa kecil dengan hidup main dan main saja, 10 tahun kedua aku isi dengan maksiat, tiap hari aku berbohong, berkhianat, minum – minuman keras, merokok, narkoba. Di 10 tahun ketiga aku isi dengan penuh kesia – siaan lagi tak ubah dengan 10 tahun sebelumnya, aku habiskan hariku hanya untuk mengoda wanita, bermabuk – mabuk, dan tidur dengaan wanita berbeda setiap harinya, 10 tahun keempat aku isi dengan penderitaan istriku, setiap hari aku menyiksanya, memukulnya, memarahinya, hingga penghujung usia 10 tahun keempatku istriku pergi meninggalkan aku terlebih dahulu menemui pemilikNya. Lantas aku tersadar bahwa usia ini tidak serta merta bisa kuisi dengan kesia – siaan saja, dan aku mulai berubah di 10 tahun kelimaku dan 10 tahun terakhir ini aku merasa hidup yang sesungguhnya. Dan aku merasa usiaku baru 10 tahun saja.” Pemuda itu kemudian termenung atas apa yang telah diceritakan oleh kakek itu.
Sepenuhnya hari aku harusnya tersadar bahwa hidupku sudah 20 tahun. Jika di negeri sakura pada usia ini seseorang sudah dianggap dewasa sehingga boleh melakukan hal – hal yang dilarang seperti merokok, minum – minuman keras, dan bekerja hingga larut. Tentu bukan itu yang ingin aku dapatkan. Perlu disadari oleh diri yang miskin karya ini untuk segera memperkaya diri dengan karya yang nanti akan disodorkan pada sang Maha Hidup. Dan karya nya itu akan membuatku hidup sepanjang masa meski raga ini sudah tergeletak di liang lahat. Perlu belajar pada sosok – sosok yang telah memulai persembahan karya di usia ini. Belajar pada sang guru terbaik sepanang masa, Rasulullah SAW yang memulai karya bisnis prestiusnya di usia 20 tahunan dan memulai catatan prestasinya sejak usia itu hingga meninggal dunia dan tetap dikenang sampai detik ini, atau belajar pada seorang ilmuwan terkemuka Albert Einstein yang telah memukau dunia dengan teori relativitas nya di usia 26 tahun, atau kita patut belajar pada seorang salahudin al – ayyubi yang telah mengembalikan tanah palestina saat perang salib yang perjuangannya dimulai di usia ini, atau kita perlu belajar pada para sahabat, para ulama, dan para ilmuwan yang telah mengisi ruang sejarah dengan karyanya yang telah mereka mulai di usia ini.
Mulai dari detik ini, akankah sejarah menuliskan catatan – catatan prestasi penuh makna yang akan membuat dunia peduli pada seorang seperti aku ini karena telah bermanfaat untuknya? Atau akankah sejarah mencatat catatan- catatan prestasi karena menunaikan sabda nabi untuk bermanfaat bagi manusia yang lain?
Semuanya harus bermula dari sekarang. Setiap hari harus terisi dengan penuh keimanan tidak lagi oleh maksiat yang mengaburkan berkah. Setiap hari harus ada karya – karya kecil yang akan mendulang karya yang dahsyat di beberapa tahun mendatang. Setiap hari harus terisi oleh senyum orang – orang tersayang bukan lagi oleh tangis karena sakit hati mereka. Semuanya tak bisa dilakukan dengan mudah tanpa adanya saudara/i yang selalu mengINGATkan dan menDO’Akan. 
Saudariku, berkontribusilah dalam catatan – catatan sejarah yang akan mengisi ruang – ruang tulisan kebaikan malaikat rakib dengan do’a dan peringatan saat aku atau siapapun mulai melenceng dari syari’at yang telah Allah tentukan. Termasuk do’a – do’a yang telah kalian senandungkan hari ini semoga tidak berhenti sampai nafas pergi meninggalkan dada kita.
Terimakasih atas segala perhatian dan do’anya semoga Allah SWT memberikan balasan sebaik – baik balasan. Tidak ada yang bisa aku berikan untuk membalas semua itu selain sebait do’a untuk kalian.
“Ya Allah, jadikan umur terbaik kami di penghujungnya, jadikan amal kami di penutupnya, jadikan hari – hari terbaik kami saat bertemu dengan denganMu”

Jazakumullahu khairan katsiran…. ^^ 22 juli 2011