Minggu, 05 Agustus 2012

Menafakuri Ramadhanku

Ramadhan 1433 H ramadhanku ke yang 21. Orang bilang ramadhan itu bulan dimana terdapat malam terbaik dibandingkan malam seribu bulan. Bulan penuh rahmat dan penuh ampunan. Namun, aku belum merasakan keutamaan ramadhan. Maka aku bertekad tahun ini harus ada yang kudapatkan sehingga aku merasa berbeda dari sebelumnya. Aku ingin menemukan jati diriku yang baik. menghilangkan kebiasaan buruk yang selalu kulakukan karena pikiran bawah sadarku.
Namun, meski sudah kulewatkan 15 hari dalam bulan penuh berkah ini aku belum merasa sudah berubah. Aku teringat perubahan itu tak serta merta datang tanpa usaha mewarnainya. Malam ke- 16 ramadhan kuputuskan untuk ikut serta dalam rombongan BEM REMA untuk mengikuti kegiatan mabit di Mesjid Habiburrahman, mesjid yang penuh dengan cerita yang mengisi 3 tahun belakangan ini. Berangkat bersama 3 orang kawan lainnya menggunakan angkutan umum. Meski macet menjadi ujian perjalanan ini, tapi alhamdulillah kami mendapatkan kemudahan saat perjalanan menuju mesjid Habiburrahman.
Sesampainya disana shalat tarawih tengah berlangsung. Pasukan yang lain melaksanakan sholat terpisah dengan jamaah mesjid karena sudah selesai. sedang mereka melaksanakan shalat aku yang sedang kedatangan bulan menyimak taujih qur'ani yang disampaikan oleh ustadz ade hanapi. Materi yang disampaikan adalah "Melejitkan Potensi Diri dengan Motivasi Qur'ani"
Dari materi itulah kemudian aku mendapati diriku memahami proses yang harus kujalani untuk mampu merubah diri menjadi lebih baik. Ustadz mengungkapkan bahwa prinsip manusia cerdas adalah bersyukur "Alhamdulillah", Berfikir Positif, dan Berorientasi masa depan hakiki. 
Aku pikir perubahan yang harus kudapatkan adalah menjadi manusia cerdas. Rasulullah SAW bersabda, Orang yang CERDAS adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dan beramal untuk menyiapkan bekal akhirat. Sedangkan orang yang LEMAH adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berandai - andai kepada Allah SWT. (Hadits hasan riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Perubahan yang harus saya lakukan adalah berubah menjadi ribadi yang cerdas dengan mengamalkan ciri - ciri yang dimiliki oleh pribadi cerdas.
  • Bersyukur mengucapkan Alhamdulillahirrabbil'alamin karena bersyukur dengan hamdalah adalah pengakuan seorang muslim atas kesempurnaan Allah SWT, totalitas kesdaran bahwa segala sesuatunya adalah bersumber kepada Allah, komitmen untuk bersikap positif.dan berprasangka kepada Allah SWT
  • Berfifkir Positif : pikiran bawah sadar menguasai tingkah laku kita sebesar 88% dan pikiran sadar kita sebanyakl 12% saja. Otak senantiasa merekam sesuatu yang berujung dan mengirimkannya ke dalam pikiran bawah sadar manusia. Untuk memperbaiki tingkah laku kita maka harus merubah pikiran bawah sadar kita. adalah dengan menginstal ulang alam pikiran bawah sadar kita. Caranya adalah dengan membiasakan kebiasan positif dan mengendalikan emosi dengan cara mengulang - ulang pesan setiap hari sebelum tidur dan setelah tidur. salah satu dzikir yang di contohkan Rasulullah SAW, 
‘Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu. Karena senang (mendapat rahmatMu) dan takut (akan siksaanMu). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dariMu, kecuali kepadaMu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, NabiMu yang Engkau utus.’ …Apabila kamu meninggal, maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah.’ (HR. Bukhari dan Muslim 4/2081)
          mengungkapkan pikiran positif maka alam akan merespon dan mendukung, tidak membiarkan pikiran negatif merasuk pikiran kita. biarkan pesan - pesan al - quran merubah pikiran menjadi positif.

Agenda Perubahan Ramadhan
- Membiasakan membaca do'a dan dzikir sebelum tidur dan aetelah tidur
- Bersahabat dengan Al - Qur'an dengan menyempurnakan bacaan, merutinkan, mengulang-ulang bacaan, menyimak bacaan dan mengamalkannya.
- membaca buku 15' sehari
- Muhasabah sebelum tidur dengan menulis diary.

Perubahan tidak serta merta terjadi tanpa ikhtiar yang kita lakukan

Jadilah Saudari yang Melangkah ke Surga Bersama

Kau adalah anugerah yang Allah kirimkan padaku
Tertulis dalam firmanNya, 'Sesungguhnya tiap mukmin itu bersaudara'
Di Jalan terjal ini aku tak yakin sanggup sendiri
Kuharap ada kau yang selalu ingatkanku kala salah
Kuharap ada kau yang selalu menguatkanku kala lemah
Seperti Harun yang membersamai Musa dalam perjalanan panjangnya
Meski ku tahu kau tak mungkin sempurna
Hanya saja aku ingin kaulah yang membersamai aku
Dalam perjalanan panjang ini hingga ke Surga
Dan membuat para Nabi dan Syuhada itu cemburu


Rabu, 01 Agustus 2012

Membangun Keluarga Pecinta Allah

Malam ke-13 Ramadhan, seperti biasa aku pergi melangkahkan kaki menuju mesjid dekat kosanku, Daarut Tauhid. Malam ini tak boleh terlewatkan ceramah ramadhannya, pikirku. Karena ustadz yang memberikan ceramah salah satu ustadz favoritku. Materi yang diberikan selalu meresap ke dalam relung hati. Ustadz Budi Prayitno. Malam itu beliau memberikan materi tentang "Membangun Keluarga Pecinta Allah"
Ustadz mengawali ceramahnya dengan menceritakan sebuah kisah seorang anak manusia pada saat zaman penjajahan. Di Kota Bandung saat itu masih di jajah oleh negara matahari terbit, jepang. seperti biasa para tentara Jepang selalu memaksa para pribumi untuk melakukan ritual seperti halnya yang mereka lakukan, yakni menyembah matahari saat muncul di ufuk timur. Semua pribumi dengan polosnya mengikuti perintah sang tentara, tetapi di tengah - tengah mereka ada seorang pemuda yang menolak untuk menyembah matahari dengan lantang ia mengatakan, "Saya tidak akan ruku' dan sujud selain kepada Allah SWT." Karena hal inilah maka seorang tentara Jepang mengeluarkan samurai tajam miliknya dan ditodongkan ke leher sang pemuda. Namun, atas izin Allah pemuda itu selamat dari tebasan tentara Jepang. Saat pulang ke Rumah ayah dari pemuda itu mempertanyakan dan menegur sikap pemuda itu, tapi dengan tegas ia mengatakan, "saya tidak takut dengan orang - orang itu yang terpenting saya tidak ruku' dan sujud selain kepada Allah SWT. biar saya harus mati itu lebih baik."
Kemudian kisah lainnya adalah datang dari pemuda yang kuliah di Institut Teknologi Bandung yang saat itu masih zaman Belanda. Pada saat itu jam kuliah tidak pernah memperhatikan waktu ibadah umat muslim termasuk sholat jumat. pemuda itu harus mengikuti ujian pada salah satu mata kuliah, tetapi waktu ujian itu bersamaan dengan waktu ibadah sholat jumat. Pemuda tersebut adalah pemuda sholeh sehingga ia pada saat ujian ia meninggalkan bangku ujian dan ditanya oleh dosennya yang berasal dari Belanda.
"Mau kemana anda? mengapa meninggalkan ujian?" Tanya dosennya.
"Saya mau sholat jumat pak" jawab pemuda itu
"Nanti kamu tidak akan lulus apabila meninggalkan ujian." jelas dosen itu
"Biarlah pak yang penting saya tidak meninggalkan sholat jumat"
Tanpa diprediksi dosen tersebut mengambil soal ujian pemuda tersebut kemudian dilipatnya dan diberikan kepada pemuda tersebut dan mengatakan, "kerjakan ujiannya di Rumah"
Sang pemuda terkejut dan tidak percaya, kemudian ia bertanya, "apakah bapak tidak takut saya akan berbuat curang?"
"saya tidak takut karena seorang manusia yang taat pada ajaran agamanya pasti ia tidak akan berbuat curang kepada saya."
Dari dua kisah tersebut bisa kita tarik benang merah dari karakter yang dimiliki oleh kedua pemuda tersebut, yaitu mereka sangat sholeh, taat, dan tidak takut kepada selainNya. inilah hasil pendidikan yang dilakukan di Rumah sehingga Keluarga mampu menghasilkan para pecinta Allah. Pendidikan ini tidak bisa serta merta dilakukan tanpa proses yang panjang atau dilakukan langsung pada usia dewasa. Pendidikan ini harus dilakukan sejak anak manusia dilahirkan ke Dunia hingga usia 5 tahun. Dari pendidikan tersebut ada tiga hal yang harus dimiliki oleh anak usia 0 - 5 tahun adalah sebagai berikut :
  • Memiliki Identitas
Identitas yang harus dimiliki oleh anak 0 - 5 tahun adalah identitasnya sebagai seorang muslim yang berasal dari keluarga muslim. pada usia ini anak harus bisa mengenal ketauhidan kepada Allah SWT. hal ini dapat tercapai tergantung bagaimana sifat dari orangtuanya. Cara mendidik agar anak mampu memiliki identitas sebagai seorang muslim haruslah dengan cara yang tepat jangan sampai saat seorang anak diperintah untuk sholat orangtua menakuti mereka dengan neraka maka mereka akan menjudge bahwa Allah itu kejam. didiklah mereka dengan keteladanan. anak perempuan akan mengikuti atau mencopy ibunya saat ibunya mengenakan kerudung ia pasti ingin menggunakannya juga. Selain itu, dekatkan mereka pada hal - hal ketauhidan.
  • Menahan Keinginan
Anak pada usia 0 - 5 tahun harus mampu menahan keinginannya. mereka harus sudah menyadari bahwa apa - apa yang mereka inginkan tidak langsung bisa dimiliki atau mungkin sama sekali tidak bisa dimiliki. salah satu untuk menumbuhkan ini adalah dengan Toilet training. hal ini harus dimiliki karena apabila ini gagal dimiliki maka sesungguhnya anak sedang disiapkan untuk mejadi koruptor yang tidak sabar mendapat rezeki atau perampok atau pencuri yang tidak sabar menunggu rezekinya.
  • Memiliki kekuatan ego atau teguh pendirian
Anak pun harus seudah memiliki kekuatan ego dalam artian dia teguh pada pendirian. hal ini akan menghindarkannya dari kegiatan bullying yang marak terjadi di Sekolah - sekolah.

Ketiga hal itulah yang perlu dimiliki oleh anak - anak usia 0 - 5 tahun agar mampu tercipta keluarga pencinta Allah SWT.

wallahu'alam Bishowab

dicatat kembali dari hasil menyimak ceramah ramadhan Ustadz Budi Prayitno