Tanpa terasa tamu hari – hari kita, ramadhan telah bertandang selama tiga hari. Kini sudah hari keempat ia memenuhi ruang sesak hari – hari kita dengan penuh berkah, rahmat, ampunan, dan pengabulan harapan. Sedangkan hanya tiga puluh hari ia memenuhi ruang hari – hari kita. Apa yang sudah kita lakukan untuk menjamu tamu spesial. Jamuan yang mungkin sekedar menandingi oleh – oleh yang dibawanya.
Selayaknya kita belajar pada Rasulullah SAW dan para salafushalih yang sangat berpengalaman dan luar biasa dalam melaksanakan sebuah penjamuan untuk menyambut dengan sambutan yang sebanding dengan oleh – oleh yang dibawa ramadhan. Kita lihat rasulullah yang setiap detik ia menemani ramadhan dengan penuh kecintaan. Malam hari beliau hidupkan dengan shalat, bermunajat dengan pengutus ramadhan, Allah SWT. Beliau terus berbincang dengan ramadhan dalam tasbih dan perkataan yang menyenangkan. Tak lupa beliau menemani ramadhan dalam berbagi rizki dengan sesama.
Ataupun kita perlu belajar pada salafushalih yang berhasil mengadakan penjamuan special bagi ramadhan yang spesial. Seperti imam syafi’I yang kemudian ia tinggalkan segala aktivitas rutinnya hanya sekkedar untuk menjamu ramadhan yang bertamu pada hari – harinya. Kemudian ia menjamu ramadhan dengan mendekati Al – Qur’an sehingga ia sukses mengkatamkannya 60 kali dalam 30 hari.
Lantas bagaimana kita akan menjamu ramadhan yang sudah empat hari tinggal dalam hari – hari kita? Apakah kita justru akan mengacuhkannya dengan tidur atau melalaikan waktu? Atau kita akan menjamunya dengan amalan – amalan terbaik kita? Kita putuskan segera apa yang akan kita lakukan sebelum ia terlanjur pergi meninggalkan kita dalam penyesalan…
Wallahu’alambisshowab ^^
Terinspirasi dari mjalah tarbawi edisi 257 th 13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar