Shubuh saat itu hujan turun membasahi desa tempatku tinggal. Aku tengah bersiap untuk kembali melanjutkan rajutan mimpiku di Kota Provinsi. Sejumput rasa malas memenuhi ruang hati untuk kembali ke Kota Provinsi, tapi apa daya ada janji yang harus kupenuhi siang nanti. Aku rapikan barang - barang yang akan kubawa. Pagi ini pukul 08.00 WIB Aku akan berangkat dari rumah.
"Tan, apa yang perlu ibu siapkan lagi untuk kau bawa?" Ibuku masuk sambil bertanya.
"Hmmm, Sudah cukup sepertinya. tidak perlu terlalu banyak bu." jawabku sambil tersenyum manis.
Tak tega aku meninggalkan ibu sendirian di Rumah mungil kami. Sejak kakak perempuanku menikah dan tinggal bersama suaminya kini tinggal aku dan ibu saja karena bapak telah lama meninggalkan kami pergi menemui RabbNya. Kini ibu hanya ditemani oleh kesibukan mengisi sisa - sisa harinya dengan berjualan kue. Ada beberapa pekerja yang menemani ibu membuat kue.
"Bu, jangan sedih ya Tania tinggalkan hingga beberapa bulan. Tampaknya pekerjaan akan semakin sibuk bu."
"Tak apa - apa. Semoga berkah ya pekerjaanmu."
"aamiin ya Rabbal 'alamin"
"Kalau sudah selesai kita sarapan ya." Ibu berlalu pergi meninggalkan aku yang masih sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk kepulanganku ke Kota Provinsi.
Biip Biip Biip
Sebuah pesan masuk ke dalam ponselku.
Asslm, tan loe balik kapan kesini???
gue udah kangen cuy.
kerjaan makin banyak nih.
need you.
Ah dari Rani. aku juga sudah merindukanmu sangat. Kubalas cepat sms darinya.
W3, iya ukh ane balik hr ini. jam 8 brngkt dr sni.
emang ya gw ngangenin sih... hehehehehe
yuhuu tenang kalo udh ad gw bres smw pokoknya... heu :)
Balasan sms pun datang beberapa waktu kemudian
yoyoi ane tunggu kamu ukh disini. di kota perjuangan
heu 4l4y.com. aq juga bru plang nih dr mabit. serem bo!!
seru kayaknya kalo ad kmu.
Oh, dia baru selesai mabit toh. Pasti serem tuh melewati makam - makam yang banyak jumlahnya. Kubalas lagi smsnya
wow, emang sendirian aja ukh???
hihihi awas ntar ad yg ngikutin hehehe
Rani membalas lagi
oi, jgn nakut2in dunk.
eh, kalo takut dipertaxkan aqidahnya nih...
heu... cpet yo ksn!
Kubalas lagi
Hehehe... iya tenang2 aku akan segera kesana
huhuhu wait for me dear...
Pukul 05.30 WIB aku menutup perbincangan melalui Short Message Service
***
Wah, hujan nih. Tapi, harus segera pulang ada agenda yang menungguku. Tak apalah aku pulang bawa payung ini lah.
Aku kemudian berpamitan pada seorang sahabat yang menemaniku untuk mabit di mesjid raya sebuah instansi pemerintah. Mabit yang rutin ada setiap akhir bulan ini baru kuikuti lagi sejak ramadhan kemarin. kesibukanku sebagai seorang dokter forensik membuatku tak bisa datang bulan - bulan sebelumnya. baru bulan ini aku agendakan untuk mengikutinya.
Aku melewati jalan menuju gerbang instansi ini. cukup jauh. Aku harus melewati rumah - rumah dan makam - makam. Di shubuh ini melewati makam - makam tampaknya menyeramkan. aku memutuskan untuk mengambil jalan raya saja. Aku melewati setiap senti jalan itu. Hari masih gelap ditambah gerimis dan sepi menemani. Cukup seram. Aku mengalihkan rasa takutku dengan memuroha'ah beberapa hafalan surat. Aku berjalan cukup lambat. Ternyata dugaanku salah. Mengambil jalan raya lebih menakutkan karena melewati gudang - gudang kosong dan tetap melewati makam - makam itu. Untuk mengusir sepi aku memutuskan untuk mengirimkan SMS kepada Tania sahabat dekatku.
Asslm, tan loe balik kapan kesini???
gue udah kangen cuy.
kerjaan makin banyak nih.
need you.
balasan sms datang cepat darinya
W3, iya ukh ane balik hr ini. jam 8 brngkt dr sni.
emang ya gw ngangenin sih... hehehehehe
yuhuu tenang kalo udh ad gw bres smw pokoknya... heu :)
Aku pun membalas kembali smsnya
yoyoi ane tunggu kamu ukh disini. di kota perjuangan
heu 4l4y.com. aq juga bru plang nih dr mabit. serem bo!!
seru kayaknya kalo ad kmu.
Tania membalas kembali
wow, emang sendirian aja ukh???
hihihi awas ntar ad yg ngikutin hehehe
Kubalas lagi smsnya
oi, jgn nakut2in dunk.
eh, kalo takut dipertaxkan aqidahnya nih...
heu... cpet yo ksn!
Cukup cepat ia membalas lagi
Hehehe... iya tenang2 aku akan segera kesana
huhuhu wait for me dear...
Pukul 05.30 WIB Tania menutup perbincangan melalui Short Message Service
Aku kembali melanjutkan perjalanan. Aku melihat dalam sebuah gudang beberapa pemuda tengah duduk dengan tatapan kosong. Aku takut pemuda itu berbuat sesuatu. Kupercepat langkahku agar segara jauh dari daerah itu. Saat aku sedang terburu - buru berjalan agar segera menjauh dari tempat menakutkan itu. Tiba - tiba sebuah benda keras menghantam tubuhku hingga aku terpental dan kepalaku terbentur keras. Darah keluar dari kepalaku. Tiba - tiba seseorang datang dengan wajah panik. Aku melihatnya samar - samar. Aku melihat orang yang datang dengan wajah panik itu adalah dia. Ya, pria yang telah membuat semuanya selalu menjadi kacau. Pria itu yang telah membuat hidupku kacau termasuk hari ini. Tiba - tiba pria itu membawa sebuah batu yang besar dan ia membenturkan batu itu ke kepalaku. Seketika semua begitu menyakitkan saat malaikat mencabut nyawaku dan hidup ini telah berakhir.
***
Shubuh itu hujan gerimis membasahi kota provinsi tempatku merantau mencari penghidupan. Aku baru saja selesai menghabiskan malam dengan berpesta. Kini saatnya kembali ke rumah mungilku. Kucari orang yang kuajak menemaniku malam tadi. Tidak bisa kutemukan dimanapun. Aku mulai kesal dan ingin sekali marah. Lantas aku pergi menuju tempat parkir menuju mobil favoritku buatan negara der panser. Saat aku melintasi sebuah mobil aku lihat orang yang seharusnya menemaniku sedang bersama yang lain. Seketika rasa marah itu memenuhi ruang hatiku dan ruang pikirku. Aku sudah sangat marah. Bergegas aku menuju mobilku dan kulaju ia dengan kekuatan penuh 100 km/jam. Tak peduli dengan kondisi jalan yang licin atau kondisi diriku yang sedang mabuk. Kulajukan mobil itu secepat mungkin.
Biip Biip Biip
Sebuah pesan singkat masuk ke alam ponsel cerdasku.
Dear, where r u? I wanna go home....
Dasar wanita sialan!! Tak tahu diri sekali. Kubalas cepat sms itu.
Gw dah balik loe balik aja sama cowok kampungan itu.
Sms balasan segera datang
knp loe ninggalin gw???
Biip Biip Biip
Sebuah pesan singkat masuk ke alam ponsel cerdasku.
Dear, where r u? I wanna go home....
Dasar wanita sialan!! Tak tahu diri sekali. Kubalas cepat sms itu.
Gw dah balik loe balik aja sama cowok kampungan itu.
Sms balasan segera datang
knp loe ninggalin gw???
kubalas sms itu dengan segera
pikir sendiri!!! punya otak kagak loe???
Incoming call
Kuangkat telepon dari wanita sial itu.
Berdebat panjang lebar soal aku kejadian tadi. Tanpa kusadar aku mulai tak konsentrasi untuk mengemudi dan aku akan menabrak palang pembatas. Untuk menghindari itu aku bantingkan stir dan menabrak seseorang. Aku Shock dan mulai tak keruan. Aku lemparkan ponselku ke sembarang arah dan segera berlari menuju orang yang kutabrak itu. Ah, dia adalah wanita dari masa lalu. Wanita itu. Ah, aku tak mau urusan ini jadi panjang lebar. Kuambil sebuah batu besar dan kupukulkan ke kepala wanita itu. Seketika ia sudah tak bernyawa lagi. Segera aku bergegas menuju mobilku dan kulaju secepat mungkin meninggalkan tempat itu berharap tak ada yang tahu. Lupa bahwa ada yang selalu melihat, Sang Maha Melihat.
pikir sendiri!!! punya otak kagak loe???
Incoming call
Kuangkat telepon dari wanita sial itu.
Berdebat panjang lebar soal aku kejadian tadi. Tanpa kusadar aku mulai tak konsentrasi untuk mengemudi dan aku akan menabrak palang pembatas. Untuk menghindari itu aku bantingkan stir dan menabrak seseorang. Aku Shock dan mulai tak keruan. Aku lemparkan ponselku ke sembarang arah dan segera berlari menuju orang yang kutabrak itu. Ah, dia adalah wanita dari masa lalu. Wanita itu. Ah, aku tak mau urusan ini jadi panjang lebar. Kuambil sebuah batu besar dan kupukulkan ke kepala wanita itu. Seketika ia sudah tak bernyawa lagi. Segera aku bergegas menuju mobilku dan kulaju secepat mungkin meninggalkan tempat itu berharap tak ada yang tahu. Lupa bahwa ada yang selalu melihat, Sang Maha Melihat.
***
Aku sudah berada dalam perjalanan menuju Kota Provinsi. Bersiap kembali dengan kesibukan yang penuh di ruang otopsi. Sebelum melaksanakan rutinitas. Saatnya hari ini menikmati perjalanan denga menikmati pemadangan yang tersaji di depan mata. Tiba - tiba sebuah panggilan telepon datang.
Incoming call
Lana
"Assalamu'alaikum, ada apa lan?? koq tumben telepon" Sapaku.
"Wa'alaikumussalam, Tan, Rani Tan."
"Rani kenapa?" Koq aku mulai cemas padahal tadi baru saja sms dengan Rani.
"Rani meninggal Tan. Ditabrak mobil."
Aku sudah tak lagi memegang ponsel. Ponselku sudah jatuh dan aku tak percaya. Tak terasa air mata sudah membasahi pipiku.
Rani, sahabatku masa iya sudah pergi meninggalkan aku... Tidak mungkin... Aku tak percaya...
***
To be Continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar