Aku tak habis pikir kalo satu pekan ini rasanya banyak sekali kesialan - kesialan yang mendatangi. Mulai dari jadwal yang acak - acakan di hari liburan, nilai mata kuliah yang BL, salah strategi, no konsultan yang belum keluar juga, dll. Semua kesialan - kesialan itu membuat dada ini terasa sangat sesak sekali, terasa sangat sempit dan rasanya sudah tak sanggup lagi saja untuk melanjutkan hari demi hari.
Ya itulah Rabb semesta alam, Allah SWT yang mudah saja memberikan kesempitan untuk seseorang berupa kesialan - kesialan atau ujian - ujian, tapi mudah juga memberi kelapangan pada hamba - hambaNya. Seperti yang tertera dalam surat berikut
“Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas, dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah melainkan kepada-Nya saja. Kemudian, Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang.” (At-Taubah:118)
Ya, saat kita merasakan berbagai macam ujian, kesialan, ketidakberuntungan, dll yang membuat dada ini terasa sempit lagi sesak padahal bumi yang Allah ciptakan betapa luas dan kita merasa lebih baik untuk mengakhiri hidup saja daripada kesempitan ini terus menghimpit kehidupan kita. Namun, hakikatnya bukan untuk menyerah ujian hidup atau kesialan dalam hidup itu mewarnai kehidupan kita. tapi untuk kita mau kembali padaNya. Agar kita mau untuk bertobat dan kembali kepadaNya. Bertobat adalah cara terbaik agar kesempitan itu berubah menjadi kelapangan dan kita percaya diri untuk melanjutkan kehidupan kita.
So, saat banyak ujian - ujian yang menyesakkan dada. segeralah sadar bahwa Allah SWT inginkan kita untuk kembali padaNya. Dan Allah sangat senang denga kembalinya kita padaNya seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
“Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jamaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.”
Walahu'alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar