Ustadz mengawali ceramahnya dengan menceritakan sebuah kisah seorang anak manusia pada saat zaman penjajahan. Di Kota Bandung saat itu masih di jajah oleh negara matahari terbit, jepang. seperti biasa para tentara Jepang selalu memaksa para pribumi untuk melakukan ritual seperti halnya yang mereka lakukan, yakni menyembah matahari saat muncul di ufuk timur. Semua pribumi dengan polosnya mengikuti perintah sang tentara, tetapi di tengah - tengah mereka ada seorang pemuda yang menolak untuk menyembah matahari dengan lantang ia mengatakan, "Saya tidak akan ruku' dan sujud selain kepada Allah SWT." Karena hal inilah maka seorang tentara Jepang mengeluarkan samurai tajam miliknya dan ditodongkan ke leher sang pemuda. Namun, atas izin Allah pemuda itu selamat dari tebasan tentara Jepang. Saat pulang ke Rumah ayah dari pemuda itu mempertanyakan dan menegur sikap pemuda itu, tapi dengan tegas ia mengatakan, "saya tidak takut dengan orang - orang itu yang terpenting saya tidak ruku' dan sujud selain kepada Allah SWT. biar saya harus mati itu lebih baik."
Kemudian kisah lainnya adalah datang dari pemuda yang kuliah di Institut Teknologi Bandung yang saat itu masih zaman Belanda. Pada saat itu jam kuliah tidak pernah memperhatikan waktu ibadah umat muslim termasuk sholat jumat. pemuda itu harus mengikuti ujian pada salah satu mata kuliah, tetapi waktu ujian itu bersamaan dengan waktu ibadah sholat jumat. Pemuda tersebut adalah pemuda sholeh sehingga ia pada saat ujian ia meninggalkan bangku ujian dan ditanya oleh dosennya yang berasal dari Belanda.
"Mau kemana anda? mengapa meninggalkan ujian?" Tanya dosennya.
"Saya mau sholat jumat pak" jawab pemuda itu
"Nanti kamu tidak akan lulus apabila meninggalkan ujian." jelas dosen itu
"Biarlah pak yang penting saya tidak meninggalkan sholat jumat"
Tanpa diprediksi dosen tersebut mengambil soal ujian pemuda tersebut kemudian dilipatnya dan diberikan kepada pemuda tersebut dan mengatakan, "kerjakan ujiannya di Rumah"
Sang pemuda terkejut dan tidak percaya, kemudian ia bertanya, "apakah bapak tidak takut saya akan berbuat curang?"
"saya tidak takut karena seorang manusia yang taat pada ajaran agamanya pasti ia tidak akan berbuat curang kepada saya."
Dari dua kisah tersebut bisa kita tarik benang merah dari karakter yang dimiliki oleh kedua pemuda tersebut, yaitu mereka sangat sholeh, taat, dan tidak takut kepada selainNya. inilah hasil pendidikan yang dilakukan di Rumah sehingga Keluarga mampu menghasilkan para pecinta Allah. Pendidikan ini tidak bisa serta merta dilakukan tanpa proses yang panjang atau dilakukan langsung pada usia dewasa. Pendidikan ini harus dilakukan sejak anak manusia dilahirkan ke Dunia hingga usia 5 tahun. Dari pendidikan tersebut ada tiga hal yang harus dimiliki oleh anak usia 0 - 5 tahun adalah sebagai berikut :
- Memiliki Identitas
- Menahan Keinginan
- Memiliki kekuatan ego atau teguh pendirian
Ketiga hal itulah yang perlu dimiliki oleh anak - anak usia 0 - 5 tahun agar mampu tercipta keluarga pencinta Allah SWT.
wallahu'alam Bishowab
dicatat kembali dari hasil menyimak ceramah ramadhan Ustadz Budi Prayitno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar