“Pahlawan.. Jangan menanti kedatangannya. Mereka adalah aku, kau, dan kita semua. Mereka bukan orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka, dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau-pulau ini menjelma menjadi untaian kalung zamrud kembali yang menghiasi leher sejarah.”
― Anis Matta
Dalam benak kita saat kita membaca, melihat, atau mendengar kata "Pahlawan" mungkin akan hadir bayangan sosok pahlawan yang telah melakukan perjuangan untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa kita, seperti Pangeran Diponogoro, Cut Nyak Dien, Pattimura, Soekarno, Muh. Hatta, dll. atau pahlawan yang telah berjuang dalam kejayaan islam, seperti Muhammad Al - Fatih, Salahudin Al - Ayyubi, dll. Mereka adalah orang - orang yang telah mengisi ruang - ruang sejarah kepahlawanan Bangsa Indonesia dan Islam.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang tengah dilanda oleh krisis multidimensi. Krisis yang tak hanya melanda satu sektor kehidupan saja melainkan melanda berbagai sektor kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, sosial, moral, budaya, dan banyak lagi. Krisis ini adalah takdir yang pasti akan melanda ke setiap bangsa dan ini adalah sebuah keniscayaan yang akan dihadapi sebuah bangsa untuk menjadi sebuah bangsa yang besar. Bangsa itu hanya membutuhkan orang - orang yang siap melakukan perubahan besar untuk membuat bangsa ini berangsur baik. Mereka adalah orang - orang yang akan mengsisi ruang - ruang sejarah kepahlawanan bangsa. Siapakah mereka? Kau, Aku atau Kita?
Islam adalah agama yang berasal dari Allah SWT. Ia adalah agama yang benar yang akan membawa kita pada kebenaran hakiki. Namun, agama ini ternyata sedang tidur dalam waktu yang panjang. Ia tak lagi menampakkan eksistensinya sebagai agama yang benar. Ia hanya menjadi sebuah rangkaian formalitas ibadah saja. Tak lebih. Tak lagi dilibatkan dalam urusan kehidupan kita sehingga ia tak menciptakan kemashlahatan dalam kehidupan kita sebagai seorang muslim. Namun, ini adalah bagian dari sejarah kejayaan islam seperti yang telah digariskan dalam catatan sejarah islam. Suatu saat islam pasti akan bangkit kembali mengalami kejayaan kembali hanya masalah waktu dan kebangkitan ini pun bukan sepasukan malaikat yang Allah SWT kirimkan, tetapi sekelompok orang yang memiliki jiwa kepahlawanan yang akan merebut kejayaan islam. Siapakah mereka? Kau, Aku, atau Kita?
Orang - orang yang telah mengisi ruang - ruang sejarah kepahlawanan ini adalah makhluk yang sama dengan kita. Mereka diciptakan dari saripati tanah, bukan cahaya seperti malaikat apalagi api seperti jin. Mereka adalah manusia yang Allah SWT ciptakan dari tanah dan dari air yang hina. Mereka sama seperti kita sama - sama manusia. Namun, ternyata ada perbedaan yang antara sang pahlawan dengan kita. Mereka telah mencipatakan perbedaan itu.
Perbedaan yang telah mereka ciptakan dengan kita tak lain adalah mereka telah melakukan pekerjaan - pekerjaan besar, dalam kesendirian yang panjang, sampai maut menjemput mereka. Mereka memiliki naluri kepahlawanan yang bisa kita ciptakan juga. Naluri itu adalah keberanian.. Pahlawan sejati adalah orang yang memiliki keberanian besar dalam melakukan pekerjaan - pekerjaan besar atau tantangan - tantangan yang besar. Mereka juga orang - orang yang memiliki optimisme yang tinggi dalam menjemput takdir kepahlawanannya. Namun, mereka juga orang yang disertai dengan kesabaran yang tak kalah hebatnya saat ujian datang menerpa. Namun, ingat kawan mereka sama dengan kita mereka juga manusia yang tak luput dari salah. Selain itu pahlawan juga sering mengalami kegagalan, tetapi dari salah dan gagal itulah mereka bangkit membuka momentum sejarah kepahlawanan mereka.
Kawan, tak perlu lah lagi kita bertanya, Siapakah pahlawan itu kini? Kau, Aku, atau Kita?
Pahlawan itu kini telah ada dan siap menciptakan momentum kepahlawanan mereka. Mereka adalah kita ya kita semua. Hanya saja kita belum memulai untuk melakukan kerja - kerja besar kepahlawanan. Mereka adalah kita yang siap mengisi ruang - ruang sejarah kepahlawanan Indonesia dan Islam.
Terinspirasi dari buku Mencari Pahlawan Indonesia karya Anis Matta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar