Selasa, 09 April 2013

Mesjid, Titik Mula Bangunnya Peradaban

Tergesa ia menuruni bukit dari tempat penyendiriannya hingga rumah dengan tubuh yang gemetar sekujur tubuh. Tergesa - gesa untuk segera mencapai rumahnya dan menemui perempuan yang dikasihinya. sesampainya di rumah ia lantas berkata, "selimutilah aku... selimutilah aku" Ia berperilaku seperti itu setelah sesosok makhluk yang terbuat dari cahaya datang menghampirinya yang tengah melakukan 'uzlah dan menyampaikan sesuatu yang sama sekali belum ia dengar sebelumnya. Saat itu telah turun sebuah wahyu yang kemudian merubah dunia. wahyu yang diturunkan untuk umat manusia melalui manusia agung bernama Muhammad SAW.
Semua tak lagi sama sejak wahyu turun ke muka bumi. banyak perubahan yang kemudian dialami oleh Muhammad SAW. Penderitaan demi penderitaan ia alami sejak ia umumkan wahyu yang ia terima. Tapi, dari sekian penderitaan yang ia alami, ada sesuatu yang kemudian menjadi obat pelipur lara, yaitu majelis ilmu yang selalu diselenggarakan di rumah arqon bin abi al-arqom. Majelis ilmu yang kemudian saat hijrah ke madinah ia berpindah tempat menjadi Mesjid.
Setelah hijrah umat muslim dari mekkah ke madinah, dibangunlah kemudian sebuah mesjid yang menjadi pusat keagamaan dan keilmuan. Rasulullah SAW kemudian mengajarkan ayat demi ayat yang telah diturunkan kepada beliau melalui malaikat jibril. Di mesjid itu pula kemudian berkumpul para ahli suffah untuk meriwayatkan hadits Rasulullah SAW dan kemudian mesjid menjadi titik tolak peradaban islam yang telah benderang di saat gelapnya eropa.
Penggunaan mesjid sebagai pusat agama dan ilmu ini berlanjut setelah wafatnya Rasulullah. Mesjid menjadi titik keberangkatan dibangunnya universitas - universitas islam yang kemudian melahirkan ilmuwah sekelas Ibnu Sina, Ibnu Haytam, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusyd, Al - farabi, Al - Kindi, Al - Biruni, dll. Mesjid telah melahirkan universitas cordoba di Andalusia pada saat Dinasti Umayyah. Mesjid juga kemudian melahirkan Bayt Al - Hikmah di baghdad pada saat dinasti Abassiyah. . Mesjid juga melahirkan Madrasaha Nizhamiyyah yang telah melahirkan Imam Al-Ghazali, Salahuddin Al- Ayyubi dan Syeikh Qadir Jailani.
Ilmuwan - ilmuwan yang telah lahir dari pendidikan dan majelis keilmuan yang dari mesjid telah memabawa cahaya ke seluruh dunia. Menjadikan Peradaban yang paling beradab yang pernah ada. Namun, kini ia hanya menjadi sebuah sejarah. Kini kita terpaksa menikmati sebuah peradaban yang tak beradab yang diciptakan oleh barat. Lantas pernahkah kita bertanya Mengapa islam menjadi seperti ini?
Saat islam jaya mesjid selalu menjadi tempat berkumpulnya para pecinta ilmu untuk menunaikan ibadah dan memperlajari ilmu. Sekarang mesjid sepi bahkan dari jamaah yang hanya menunaikan kewajiban sholat apalagi dari muslim yang berniat menimba ilmu. Umat islam sudah sedemikian jauh dari mesjid untuk beribadah. syakib arsalan mengungkapkan bahwa, Islam dan ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan. Umat islam meninggalkan islam maka mereka juga meninggalkan ilmu pengetahuan dan kemudian mereka mundur. begitu ungkap arsyalan dalam buku Mengapa Umat Islam Mundur dan umat selainnya maju? 
Saat ini sistem pendidikan kita telah menciptakan sebuah pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan. antara mesjid dan ruang kelas. mesjid hanya diperuntukkan bagi orang - orang yang meninggalkan dunia sedangkan kelas identik dengan orang - orang yang meninggalkan akhirat. Seolah - olah agama yang suci tidak berhak disatukan dengan ilmu pengetahuan yang syubhat. atau sebaliknya. Peristiwa ini sering kita sebut dengan dikotomi ilmu. 
memisahkan mesjid dan ruang kelas untuk menuntut ilmu adalah kiasan yang menunjukan bahwa saat ini antara agama dan ilmu telah dipisahkan begitu saja maka wajar jika peradaban islam kemudian hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar