Sabtu, 31 Desember 2011

Menemukan Potongan Puzzle Hidupku di Subang Part 1

Ah Penat!!!!! itulah yang kurasakan selama hampir 1 bulan kemarin. sibuk dengan akhir kepengurusan di himpunan mahasiswa jurusan dan juga di komisi pemilihan umum. belum lagi dengan tugas - tugas akhir semester. bikin kepala pusing tujuh keliling rasanya. dan tibalah saatnya di penghujung perkuliahan and then HOLIDAY!!!! yupz liburan. akhirnya ada liburan. hmmm tapi liburan kemana?? itulah yang muncul dalam benakku saat itu. pulang ke rumah rasanya baru saja kemarin. ingin hal yang beda. sejenak berpikir cukup saja liburan di bandung dengan menikmati tayangan di Biokop terbaru, yakni Hafalan Shalat Delisa. Film yang bagus buat di tonton pikirku karena baca novelnya saja buat aku gak beranjak di depan layar laptop setengah hari dan bikin mata kebanjiran. Dan akhirnya me-list agenda liburan di Bandung. 
Saat syuro rohis jurusan aku mengutarakan rencanaku untuk liburan di Bandung pada salah seorang sahabatku. Dan ia ingin ikut rencanaku dan mengajukan juga seseorang untuk ikut rencanaku menonton film tersebut. Akhirnya dengan izin Allah SWT rencananya jadi berubah total liburannya jadi ke Subang dan tetap akan pergi nonton film itu tapi tidak seperti rencana. Namun, karena ada agenda pekanan yang berat untuk ditinggalkan yang bersamaan dengan jam keberangkatan ke Subang akhirnya aku pergi sendiri ke Subang keesokan harinya. 
Malas rasanya untuk pergi pagi itu. Tapi, mencoba untuk mengenyahkan rasa malas itu. akhirnya berangkat dari kosan dengan segenap rasa. tak lupa untuk sarapan terlebih dahulu dan kemudian menuju terminal ledeng. Saat di Terminal harus menunggu kurang lebih satu jam. dan Akhirnya berangkat!!! Tak merasa akan terjadi sesuatu yang aneh saat itu. Merasa biasa saja bahkan teramat sangat biasa. saat mendapat petunjuk dari sang tuan rumah rasanya akan sampai sesuai dengan dugaan.Perjalanan Ledeng ke Patung Nanas tidak ada yang aneh. semua baik - baik saja. Perjalanan yang terhambat karena macet masih biasa saja. Kemudian perjalanan dilanjutkan dari Patung Nanas ke rumah sang tuan. petunjuknya cukup membingungkan tapi ah masih bisa diatasi. Namun, bukan liburan kalo memang perjalanan ini biasa saja bukan??? dan kemudian keanehan demi keanehan mulai bermunculan. Saat naik Elf menuju rumah sang tuan mendapat kursi paling belakang dan di tengah di tambah elf yang kutumpangi pun sangat penuh bahkan ada yang harus bergelayut di pintu elf. Pada awalnya aku cukup konsentrasi untuk menemukan petunjuk dari sang tuan rumah, tetapi lama kelamaan perhatiaanku tersita oleh seseorang yang bergelayut di pintu. hmm tertarik pada wajahnya. Orang itu tampak seorang lelaki yang nakal terlihat dari wajahnya dengan model rambut mohawk dan bibir yang hitam karena kebiasaan merokok, sedikit menemukan juga beberapa tindikan. Hmmm, lantas aku berpikir Apakah sifat nakal seseorang dipengaruhi oleh wajahnya atau wajah dipengaruhi oleh sifat nakalnya??? penasaran dengan jawaban itu kemudian bertanya pada salah seorang kakakku melalui short message service. Habis sudah perhatiaanku pada urusan ini. Aku menunggu balasan dari kakakku itu sambil melihat keluar barakali aku sudah sampai tapi aku tak menemukan petunjuk kalo aku sudah sampai, tapi rasanya hati ini mulai tak nyaman, firasatku mengatakan kalo aku sudah terlewat dari rumah sang tuan. Ah, tapi aku masih percaya diri kalo aku masih belum sampai. Akhirnya balasan sms itu datang dan jawabannya adalah Sifat mempengaruhi wajah. Hmm, aku lantas memperhatikan sekitar dan berpikir macam - macam. ada seorang wanita yang berangkat bersamaan saat dari ledeng ia duduk di bangku di depanku dan duduk di samping kakek tua yang sedang merokok. ia tampak sekali merasa risih dengan apa yang dilakukan sang kakek, kemudian aku berpikir dan teringat akan bahaya rokok dan cerita seorang anak yang meninggal karena bapaknya sering merokok sedang ia tidak. Ia meninggal karena perokok pasif. Betapa mengesalkan rasanya saat ada yang merokok di sekitar kita. dan juga teringat bahwa rokok membuat IQ kita jongkok. Hmmm pantas saja negeri ini belum bangkit kalo SDM saja masih menjejali dirinya dengan asap beracun itu. Hmmm, elf masih saja melaju dengan kecepatan standar dan menghasilkan asap hitam yang mengotori atmosfer itu dan aku masih belum juga tersdar kalo sudah terlewat dari rumah sang tuan. Saat, lelaki nakal itu dan beberapa orang teman - temannya kemudian turun di tempat pemancingan ikan aku langsung tersadar kalo rumahnya sudah terlewat. Aku sudah memasuki dua desa yang berbeda dengan tempat tinggal sang tuan rumah. lantas aku mengirimkan SMS dan menanyakan apakah rumahnya sudah terlewat. dan benar saja aku sudah terlewat cukup jauh dengan rumah sang tuan. Aku bergegas turun dari elf. menunggu elf yang berlawanan arah.
Saat menunggu itulah aku putuskan sambil berjalan saja agar tidak tampak menunggu. aku berjalan menikmati pemandangan yang disajikan oleh alam Desa Cisalak Subang Indonesia. Sambil kemudian berpikir akan hikmah dari ketersesatan ini. Tak lama kemudian elf pun datang dan aku tak ingin jatuh ke dalam lubang yang sama karena kata Ippho Santosa dalam bukunya 10 Jurus Terlarang Keledai hewan yang acapkali dinilai bodoh pun tak pernah jatuh ke dalam lubang yang sama. aku terus memastikan tanda - tanda rumah sang tuan dan tetap konsentrasi untuk mendapatkannya. Dan Akhirnya rumah sang tuan ditakdirkan untuk ditemukan olehku. Padahal, kalo memang saat itu rumahnya tetap tidak kutemukan aku memutuskan untuk pulang saja ke Bandung lagi. Alhamdulillah, aku bisa sampai. disambut juga oleh sang tuan rumah dan sahabatku. Cukup melelahkan. But, I enjoy it! terlebih hikmahnya. Kegagalan itu akan kerap kita temui menuju jalan kesuksesan sebagai sebuah pelajaran berharga untuk tahu menikmati bagaimana rasanya sukses itu.   

Subang is nice trip!

wtih Wida Ramdania El-Fath (sang tuan rumah)
with Nashiratunnisa Nana (sang sahabat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar