Selasa, 04 Juni 2013

Berilmu untuk Beradab dan Bermanfaat


Kehidupan dunia makin aneh. Persepsi masyarakat semakin kacau. Persepsi masyarakat yang kacau salah satunya adalah persepsi, "orang berilmu adalah untuk berharta". Ini adalah persepsi yang salah yang sudah mengakar kuat di Masyarakat kita pada umumnya. Persepsi ini menyebakan para pencari ilmu berorientasi pada perbaikan ekonomi dan berujung pada sifat yang matrealistis di setiap individu masyarakat. 
Tujuan mencari ilmu pada dasarnya bukannlah untuk meningkatkan perekonomian individu seseorang melainkan untuk mengingatkan janji yang dilakukan oleh tiap ruh yang mengisi rongga jiwa manusia di alam ruh sebelum turun ke dunia. Tujuan selainnya adalah untuk bermanfaat bagi orang lain. 
Tujuan seseorang dalam menimba ilmu akan mempengaruhi cara dan hasil akhir setelah ia mendapatkan ilmu. Saat seseorang memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomian yang kemudian berakibat pada tumbuhnya sifat matrealistis dalam dirinya maka orang tersebut akan menghalalkan berbagai cara untuk meraihnya. Sifat matrealistis ini tidak hanya berputar pada masalah ekonomi saja. Di Dunia pendidikan khususnya sekolah sifat matrealistis yang tertanam pada siswa adalah siswa hanya mementingkan nilai yang didapatnya tak mempedulikan bagaimana cara untuk mendapatkannya, apakah dengan kecurangan atau kejujuran. Selain itu tujuan matrealialistis ini menyebabkan sesorang dalam mencari ilmu hanya berorientasi pada gelar yang pada akhirnya dapat memberikannya keuntungan secara ekonomi. Hal ini sudah berlaku di Masyarakat kita terutama pada kalangan birokrasi yang ingin naik jabatan dengan instan dan memanfaatkan lembaga pemberi gelar berkedok lembaga pendidikan. Cara-cara ini jelas merusak sistem pendidikan kita, karena peserta didik sudah mengalami disorientasi dalam mencari ilmu. Akibatnya orang yang bergelar banyak lebih dihormati oleh masyarakat kebanyakan dibandingkan dengan seseorang yang tanpa gelar akan tetapi ilmunya melebihi yang bergelar. Pendidikan macam ini menghasilkan ulama-ulama palsu.
Berbeda dengan tujuan seseorang dalam menimba ilmu adalah untuk mengenal siapa penciptanya. seseorang yang mencari ilmu dengan tujuan ini maka di dalam pikiran dan hatinya tiada lain adalah untuk mencari tahu dan mengenal kemudian mencintai serta menaati dan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh tuhannya. Orang yang memiliki tujuan seperti ini saat mencari ilmu kemudian tidak akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Maka ia tidak akan berbuat kerusakan di Dunia. Orang seperti ini disebut dengan orang yang beradab. Orang yang beradab kemudian akan memiliki sebuah niat untuk mencari ilmu yang kemudian bermanfaat untuk masyarakat.
Dengan dua tujuan tersebut maka ilmu yang diajarkan kemudian dapat dibagi menjadi dua seperti yang telah dilakukan oleh Imam Al-Ghazali, yaitu ilmu Fardu 'ain dan Ilmu Fardu kifayah. Ilmu fardu 'ain adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh seluruh umat muslim di Dunia yang menyangkut urusan kehidupannya dengan tuhannya. Ilmu fardu 'ain ini kemudian akan mengantarkan seseorang untuk dapat mengenal siapa penciptanya atau mengingat janjinya kepada Tuhannya. Ilmu Fardu kifayah adalah ilmu yang wajib dipelajari oleh sebagian orang saja yang kemudian ilmu ini akan mengantarkan seseorang untuk dapat bermanfaat bagi orang lain.
Orang yang berilmu untuk beradab dan bermanfaat bukan berarti perekonomiannya lemah karena Allah SWT sudah memerintahkan kita untuk bekerja dan menjemput rezeki. Pun saat ia sudah bermanfaat untuk orang lain maka dunia/rezeki akan mendatanginya. Berbeda dengan orang yang bertujuan hanya untuk ekonomi mungkin ia akan mendapatkan ekonomi tapi belum tentu ia menjadi beradab atau bermanfaat. Maka carilah ilmu untuk beradab dan bermanfaat bukan untuk berharta. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar